ELEGI KETENANGAN HIDUP (I)

By: Dafid Slamet Setiana

Aku berteriak dalam sepiku. Jiwaku berontak mencari apa yang akan kucari. Setiap aku mendapatkan yang kucari, ternyata itu hanya sebagian dari yang kucari. Kebimbangan menjadi kawan setia yang menemani perjalanan langkahku menuju ruang hampa yang penuh dengan ketetapan, titik, tanda seru hingga pengertian pangkal yang tiada lagi bisa kubantah. Hingga saat ini, aku masih berjalan dan terus berjalan diantara semak belukar tanya, comberan-comberan kenistaan, bangkai-bangkai penuh belatungpun memenuhi tanah yang aku pijak. Saat ini, aku tidak tahu lagi apa yang aku tahu. Yang aku tahu hanyalah semua yang aku tidak tahu, dan itupun aku tidak tahu. Hingga akupun akhirnya tersenyum karena ternyata aku tidak tahu….Kembali aku mengingat saat dulu, saat aku masih jauh dari titik koordinat alur hidupku saat ini. Disana awan terasa cerah, angin sepoi-sepoi menyapa nafas ringanku, langit mendungpun hanya terjadi setiap pukul 12 malam saat aku telah terlelap. Sekejap akupun ingin kebali ke waktu itu dan mengulang kembali langkahku mulai titik itu. Bersamaan dengan melayangnya anganku, ada teman lama yang menghampiri seraya menyapaku, hingga lamunankupun terbuyar pudar. “hoee…lagi ngapa bro….?”, begitulah cara akrab teman lamaku menyapa aku”. Dengan wajah yang kujadikan tampak bahagia menyambut teman lama, aku menjawabnya, “ ahh….ngopo? gak ngopo-opo….’jawabku dalam logat Jawa yang begitu kental yang artinya “ahh….ngapa? nggak ngapa-ngapa kok” mungkin seperti itu translate jawabanku ke bahasa gaulnya. Tidak ada yang istimewa sebenarnya dengan kedatangan teman lamaku tersebut, akupun seperti biasa tidak menanyakan kabarnya. Apalagi dia, pasti juga tidak akan menanyakan kabarku. Selayaknya bertemunya sahabat, kitapun akhirnya berbincang-bincang…
Teman lama:
Gak ngopo-opo gimana to? La wong aku tadi aja liat kamu nglamun kok….”jawabnya sambil belagu ikut-ikutan bahasa ‘medhok’ ”.
Aku:
Hmmmmh……(”mulutku kupanjangkan sedikit, biar kelihatan senyum”)

Teman lama:
Hmmmmh…. Gimana maksudmu?
Aku:
hmmmmh…..maksudku.
Teman lama:
Ternyata kamu, tetap saja kamu….tapi ingat kamu bukan siapa-siapa!
Aku:
Terserahhh!!!!.....(”seraya kuayunkan langkah dinginku menjauhinya”)
Tidak berhenti sampai disitu, tangan teman lamaku dengan segenap tenaganya menghalang-halangi dan terus menghalangi langkahku. Hilang kesabaranku, kupukulah dia…!”bukk….!!!”, diapun tertawa terbahak-bahak, tanpa sedikitpun merasa kesakitan, dan kejadian itupun sebenarnya telah kuduga sebelumnya. Dan diapun balik menghajarku membabi buta hingga kurasa tulang-tulangku pecah, darah mengalir pun tiada bisa kuhindari. Akupun tak tahu, kenapa sungguh tiada dayaku untuk membalas perlakuan kejinya terhadapku. Disaat seperti itu, aku akhirnya sebagai manusia biasa merasakan desir ketakutan dan kesakitan….
Perlahan, dengan wajah garang teman lamaku mendekati aku yang terkulai tak berdaya dan tergelepar di rerumputan.
Teman lama:
Siapa aku????, kenapa kamu begitu sombong kepadaku!
Aku:
Kka..ka…kkamu…teman lamaku…
Teman lama:
Teman lamamu yang mana???
Aku:
Teman lamaku yang lama….
Teman lama:
Teman lamamu yang lama siapa???haahhhhh!
Aku:
Teman lama yang lama dan itu kamu!! (“jawabku mulai ketus”)
Teman lama:
Teman lamamu yang lama siapa? yang aku siapa??, jawab…!!jawab dengan hati dan fikiranmu!!!!
Aku:
……………… (“terdiam sejenak…”)
Dan…
Disaat itu, air mataku menetes dan tersadar bahwa aku sebenarnya tidak mengenalnya,…Aku merasa aku bukan siapa-siapa. Dan pandangan yang garang dari seseorang yang tdak ku kenal itu berubah menjadi sorot mata yang penuh kasih dan belas kasihan padaku. Dengan nada tanggung seorang tersebut berkata padaku, “ sebenarnya aku tahu apa yang sedang kamu fikirkan dan apa yang sedang engkau harapkan, karena apa yang sedang engkau fikirkan dan apa yang sedang engkau harapkan adalah suatu hal yang sedang kufikirkan dan kuharapkan”. Sembari dia memalingkan mukanya dari hadapku.”KETENANGAN HIDUP……itu akan kamu dapatkan saat kamu tidak mendapatkan, kamu akan mendapatkan saat kamu mendapatkan,kamu tidak akan mendapatkan saat kamu mendapatkan dan kamu tidak akan mendapatkan saat kamu tidak mendapatkan”, Lanjutnya. “Maksud penjelasanmu itu apa? “, sahutku. Dia kembali memandangku dan berkata,” itulah sebenarnya batas ketenanganmu dalam kehidupan, kamu akan bertanya dan terus bertanya karena kamu hidup dan mencari ketengan hidup dalam kehidupan”. Hmmmmh…..Senyum kecilpun akhirnya keluar dari mulutku yang berlumuran darah. Aku tersenyum karena aku akhirnya mengerti dalam ketidak mengertian, akupun tidak mengerti dalam mengertiku. Mungkin itu batas-batasku yang aku sendiri belum mengetahui, atau mungkin tidak akan mengetahui.
“Herrrrt……herrrrrt…..herrrrrrtt……”HPku bergetar hingga membangunkan tidurkan dan juga menghentikan mimpi panjangku. Kulihat jam menunjuk pukul 06.37, aku cepat-cepat mandi, ganti pakaian dan langsung berangkat kuliah tanpa sempat sarapan…..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERMASALAHAN DAN KEMUNGKINAN SOLUSI DALAM PENGEMBANGAN LPTK

MAKALAH PENGEMBANGAN ETNOMATEMATIKA BERORIENTASI LEARNING TRAJECTORY

KAJIAN PETA FILSAFAT DAN IDEOLOGI PENDIDIKAN