Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2009

ELEGI MENGGAPAI PERBINCANGAN BARISAN ARITMETIKA

Jiwaku terbang, anganku melayang seiring lari-lari kecilku di dunia yang belum aku kenal. Selintas kutatap pepohonan yang dari batang hingga ujung daun berwarna hitam kelam. Aku semakin tidak mengenal alam apa ini. Aku terus mencoba berlari dan terus berlari meski rasa rasa lelah telah merangkul erat jiwa ini. Di sela padang rumput luas tempat aku melangkah salah satu pohon nan rindangpun menyapaku untuk melepas lelah. Kurebahkan badanku dibawah rindangnya pohon yang sebenarnya juga belum aku kenal. Di saat seperti itu datanglah makhluk yang aku merasa juga belum mengenalnya. Mata, hidung, mulut hingga seluruh mukanya begitu aneh hingga tulisan dan perkataanku tidak mampu ataupun cukup untuk mendiskripsikannya. Tapi yang jelas makhluk itu memakai jubah panjang sekali hingga mataku tak mampu melihat ujung dari jubahnya. Dalam hatiku merasa keanehan yang luar biasa tapi sekejap kujadikan biasa karena aku ingat bahwa alam ini aneh, jiwa ini aneh dan wahhh….mengapa aku harus bingung jika

MAWAR PUTIH DI SEBERANG JALAN (II)

Warna putihmu gradasi merahnya egoku Hijau daunmu sejukkan mimpi-mimpi Coklat, runcing durimu… Menjaga kokoh batang prinsipmu, Hingga kuterkagum, Lirik anggunmu yang kelabu… Kan kusentuh dengan desiran angin Kan kusayang dengan aliran do’a Menjagamu dengan segala keterbatasanku Mawar putih di seberang jalan… Warna-warnamu abadi Di bingkai hati

PENGADUAN SEORANG MURID

Suatu hari di kala matahari telah tinggi, seorang diantara teman sepermainan masa kecilnya menunjuk bajunya sendiri sambil berkata,” Guru, baju ini telah usang, dan aku tak punya pengganti. Izinkanlah aku pergi ke pasar, untuk melihat-lihat pakaian, barangkali aku dapat membeli yang baru”. Sahabat yang ia tuakan pun seraya memandang laki-laki itu, dan berkata,” Berikan bajumu padaku” Setelah terlaksana, dia tinggal tanpa busana. Sahabat tua berkata lagi dengan suara menderap bagai kuda berlari: “Hanya yang polos dapat hidup tumbuh tinggi di bawah sinar matahari, dan hanya yang bersahaja akan mampu menunggang angin. Hanya yang pernah tersesat seribu kali, patut mendapat sambutan ketika pulang kembali. “Para malaikat merasa muak dengan manusia yang banyak ulah, dan di telingaku mereka berbisik marah,’ Neraka diciptakan untukmereka yang gemerlapan’. Dan apa selain api, yang dapat melelehkan lapisan emas sepuhan sehingga wujud yang asli menampakkan diri? “Kemudian aku berkata,’ Tetapi bu

REFLEKSI PERKULIAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA (II)

Beberapa hal yang saya petik dari perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika: 1. Dalam berfilsafat kembarakan pemikiranmu sejauh-jauhnya, tapi jangan sampai lepas dari pegangan utamamu yang tidak lain adalah Iman kepada Tuhan YME. 2. Dalam berfilsafat kita karus semampunya berusaha menterjemahkan dan juga harus rela jika diri kita deterjemahkan oleh orang lain. 3. Manusia beserta ciptaan Tuhan yang lainnya pasti punya keterbatasan yang sangat terbatas. Yang memiliki segalanya dan tiada terbatas hanyalah Tuhan YME. 4. Kita semua mempunyai awal yang tidak berawal dan akan berakhir dengan tanpa akhir. 5. Dengan belajar ilmu filsafat seharusnya kita akan semakin beriman dan taqwa kepada Tuhan YME, meski untuk mencapai itu kita harus memlalui jalur yang meragukan kekuasaan Tuhan terlebih dahulu. 6. Dalam memikirkan sesuatu hal, fikirkanlah hal itu sedalam-dalamnya. Maksudnya sedalam kemampuanmu memfikirkan, meski kedalaman/batas pemikiranmu kamu tidak akan mengetahui.