REFLEKSI PERKULIAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

“FILSAFAT”, mungkin seberkas kata tersebut sudah tidak asing lagi di kehidupan kita sehari-hari. Namun pengenalan kita terhadap filsafat mungkin masih begitu dangkal atau bahkan hanya sebatas pernah mendengar kata “filsafat” itu. Karena makna dari kata “filsafat” itu sebenarnya sangat mendalam hingga batas kedalamannya tidak dapat dihitung oleh kemampuan manusia yang terbatas adanya. Dalam perjalanan alur hidup yang saya lalui, mungkin saya telah digariskan oleh Tuhan YME untuk merasakan fenomena di salah satu universitas negeri yang berada di kota pelajar (Yogyakarta) yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Saat saya menulis “Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika” ini, status saya adalah sebagai Mahasiswa Pendidikan Matematika semester enam di Fakulats Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), UNY.

Di semester enam ini saya mengikuti mata kuliah “Filsafat Pendidikan Matematika” yang diampu oleh Bapak Dr. Marsigit yang menurut saya beliau adalah salah satu ahli filsafat di Negara Indonesia ini. Dalam memberi perkuliahan filsafat pendidikan matematika beliau dibantu oleh asisten beliau yaitu Bapak Ariyadi, M.Sc. Adapun refleksi filsafat pendidikan matematika yang berhasil saya tangkap dari perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika adalah sebagai berikut:

Pada dasarnya “filsafat” itu artinya adalah berusaha atau berfikir. Jadi, dengan berfilsafat berarti kita berfikir dan berusaha untuk memecahkan suatu pertanyaan atau misteri. Adapun pertanyaan maupun misteri yang seharusnya kita ungkap di dunia hingga akherat nanti jumlahnya adalah tak hingga banyak. Dengan mempelajari ilmu filsafat diharapkan kita bisa lebih bijaksana dalam berfikir. Karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untuk berfikir. Itu sesuai dengan ungkapan “Aku Berfikir Maka Aku Ada” yang telah diungkapkan oleh salah seorang filsuf terkemuka dunia di waktu lampau.

Di dunia ini ada banyak sekali filsuf yang telah mencetuskan hasil pemikiran-pemikiran yang sangat bermanfaat bagi insan-insan di dunia, adapun beberapa dari mereka adalah:
1. Socrates, yang telah mencetuskan “teori kelas”.
2. Plato, yang menjelaskan kehidupan ini secara geometri.
3. Pythagoras, yang menyatakan bahwa dunia ini terbentuk dari bilangan.
Para filsuf-filsuf terkemuka tersebut tidak pernah menyebut dirinya sendiri sebagai seorang filsuf melainkan “seorang yang sedang belajar filsafat”. Tapi yang menyebut mereka seorang filsuf adalah orang lain.

Pandangan-pandangan Dari Kacamata Filsafat:

1. Berdasarkan pandangan ilmu filsafat “sekarang yang mutlak” adalah tidak ada, itu terbukti saat kita mengucapkan kata “sekarang”, disaat kita selesai mengucapkannya, lebih cepat dari kilatan petir, itu sudah merupakan hal yang lampau. Memang benar adanya bila “sekarang yang mutlak” itu tidak ada.

2. Berdasarkan ilmu filsafat 1 + 2 belum tentu sama dengan 3. Meskipun dalam bidang ilmu matematika ataupun pendidikan matematika telah menjadi suatu ketetapan bahwa 1 + 2 = 3, namun tidak begitu dari pandangan ilmu filsafat. Ilmu filsafat lebih tegas menyebutkan 1 + 2 adalah “makhluk lain”. Dan untuk pernyataan 1 + 2 sama dengan 3, dalam pandangan filsafat bisa saja malah dikatakan hal/pernyataan yang salah. Ada pula seorang filsuf yang mengatakan jika ada seseorang yang percaya bahwa 1 + 2 = 3, berarti orang tersebut telah termakan oleh “mitos”. Disebutkan pula orang yang percaya terhadap mitos berarti telah membendung perkembangan nalar/pikirannya, atau bahkan telah mematikan perkembangan pemikirannya.
Ø Jika orang percaya pada mitos berarti orang tersebut telah mematikan perkembangan pemikirannya.
Ø Jika orang telah mematikan perkembangan pemikirannya berarti orang tersebut seperti orang mati (yang pemikirannya mati).
Jadi, jika seseorang yang nyawa dan jasadnya masih bersatu, masih diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menghirup udara segar, untuk menikmati terbitnya sang mentari tapi orang tersebut “percaya mitos” maka tetap saja orang tersebut tidak lebih hanyalah seperti mayat-mayat yang berjalan kesana-kemari dan masih mau mengunyah roti.

3. Berdasarkan pandangan filsafat jika “ruang” dihilangkan/dimampatkan hingga tidak ada lagi ruang maka manusia tidak akan ada. Karena manusia hidup membutuhkan tempat untuk berpijak, dan tempat untuk berpijak tersebut tidak lain adalah ruang. Jadi berdasarkan penalaran sehat, sangatlah benar jika ruang tidak ada maka kita (manusia) maupun makhluk-makhluk lain yang membutuhkan ruang untuk kehidupannya juga tidak akan ada.

4. Berdasarkan pandangan filsafat jika waktu dihilangkan maka manusia ataupun makhluk-makhluk hidup lain yang membutuhkan waktu untuk kehidupannya juga tidak akan ada. Tidak bisa dipungkiri setiap kehidupan ini memerlukan waktu. Jadi, jika waktu dihilangkan, jangankan meghirup sehelai udara mungkin kita terlahir ke dunia saja tidak.

5. Berdasarkan pandangan ilmu filsafat pengetahuan filsafat dalam kampus perkuliahan hanyalah berupa “mata air” dari sebuah “samudera filsafat”. Jadi, sungguh masih sangat kecil pengetahuan kita mengenai filsafat. Dari hal tersebut maka salahlah jika kita sampai mengatakan paham/tahu mengenai filsafat. Karena berdasar filsafat pula, tidak akan paham setiap orang dalam memahami sesuatu hal. Dan jika seseorang merasa paham berarti dapat disimpulkan betapa sombongnya orang tersebut.

6. Berdasarkan ilmu filsafat jika kita ingin mempelajari sesuatu, maka kita harus bertanya pada orang yang memahami apa yang ingin kita pelajari tersebut. Dapat diumpamakan dari sebuah kalimat ” jika Ingin belajar mengenai ilmu dunia maka belajarlah pada seseorang yang menguasai ilmu dunia, dan jika ingin menguasai ilmu akherat belajarlah pada yang menguasai ilmu akherat”.

Mungkin untuk sementara cukup sekian Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika yang berhasil saya tulis berdasarkan pengetahuan yang saya tangkap dari perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika yang saya ikuti di semester enam ini.

Berpegang Iman,,Pelajari filsafat sebelum filsafat mempelajarimu!!!
>>Dafid_SS_06301244036_P.Mat_NR_’06_C

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERMASALAHAN DAN KEMUNGKINAN SOLUSI DALAM PENGEMBANGAN LPTK

MAKALAH PENGEMBANGAN ETNOMATEMATIKA BERORIENTASI LEARNING TRAJECTORY

KAJIAN PETA FILSAFAT DAN IDEOLOGI PENDIDIKAN