STUDI ETNOMATEMATIKA KRATON YOGYAKARTA
STUDI ETNOMATEMATIKA
KRATON YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Etnomatika
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A
Disusun oleh:
DAFID SLAMET SETIANA (14703261004)
PROGRAM STUDI ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2015
STUDI ETNOMATEMATIKA
KRATON YOGYAKARTA
(BANGUN
DATAR DAN BANGUN RUANG)
A. PENDAHULUAN
Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat yang
berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi
telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih
berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih
menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan
salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan
museum yang menyimpan berbagai koleksi milik
kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka
keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh
arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta
paviliun yang luas (Witton, P., Elliott, M., 2003:217).
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh
kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler
(Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul
(Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu
Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara
maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga
merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya
tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi
menyelubungi Keraton Yogyakarta.
Dahulu bagian utama istana,
dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai di Plengkung
Nirboyo di selatan. Kini, Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke
selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan
Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks
Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks
Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti
Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul
(Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah utara
Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar
bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan
Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan
kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang
menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama
yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian
tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan,
Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota
(mula-mula Sawojajar kemudian di Dalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan
di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri
dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait
dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan
(Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
Secara umum tiap kompleks
utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari pantai selatan,
bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu. Kompleks
satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan
dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu. Daun pintu terbuat
dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya
terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono.
Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton
Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional. Di beberapa
bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau
derivasi/turunan konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding
dinamakan Gedhong (gedung).
Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu
yang disebut Tratag. Pada
perkembangannya bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa
trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya
berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di
sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang
lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan
ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk
bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan
warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil) memiliki
ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di
tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak,
berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas. Warna putih mendominasi
dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari
batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari
halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih
tinggi. Pada bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo
Gilang tempat menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki
kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya dengan jabatan
penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam
kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah
dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka
ornamen semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain
ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau
keseluruhan dari bangunan itu sendiri.
Beberapa gambar bangunan Kraton
Yogyakarta sebagai berikut:
NO
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
|
Gedhong Kaca, Museum Hamengku Buwono IX Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat
|
2
|
|
Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene
dan Gedhong Purworetno
|
3
|
|
Bangsal Sri Manganti tempat pertunjukan tari dan seni
karawitan gamelan di Kraton Yogyakarta.
|
4
|
|
Salah satu bangunan Tratag dalam kompleks keraton.
|
5
|
|
Tanah lapang, "Alun-alun Lor", di bagian
utara kraton Yogyakarta dengan pohon Ringin Kurung-nya
|
6
|
|
Pagelaran Keraton Yogyakarta di depan kompleks keraton
menghadap utara ke arah Alun-alun Lor
|
7
|
|
Bangsal Kencono, bagunan utama dalam kompleks Keraton
Yogyakarta, di belakangnya terdapat nDalem Ageng Proboyakso.
|
8
|
|
Bangsal Manis terletak di selatan bangsal Kencana
menghadap ke arah timur. Bangunan ini dipergunakan sebagai tempat perjamuan
resmi kerajaan
|
9
|
|
Kolam Pemandian Umbul Binangun, Taman Sari, Kraton
Yogyakarta
|
10
|
|
Museum Kraton Yogyakarta
|
11
|
|
Sasono Hinggil Dwi Abad di Alun-alun Selatan
|
Dalam Kurikulum 2013,
pendidik diharapkan mampu menciptakan pembelajaran bermakna sehingga materi
yang disampaikan tidak hanya lewat begitu saja tanpa ada kesan sama sekali.
Salah satu langkah untuk menciptakan pembelajaran bermakna tersebut adalah
dengan memanfaatkan budaya Indonesia sebagai sumber dalam pelaksanaan pembelajaran.
Mengingat masih banyak generasi muda yang masih minim pengetahuan budayanya,
pendekatan budaya dalam pembelajaran pun merupakan salah satu strategi untuk
menciptakan pembelajaran bermakna sekaligus memberikan pengetahuan budaya
kepada peserta didik. Salah satu budaya Indonesia yang dapat dikaji dari segi
etnomatematika adalah Kraton Yogyakarta.
Bagian-bagian Kraton
Yogyakarta banyak terkait dengan materi pembelajaran geometri. Keseluruhan
bangunan dan benda-benda peninggalan sejarah merupakan objek geometri yang
berbentuk bangun dimensi dua atau yang disebut bangun datar serta bangun tiga
dimensi atau yang disebut dengan bangun ruang. Dalam kajian ini akan dibahas
mengenai etnomatematika yang berhubungan dengan bangun datar dan bangun ruang,
baik bangun ruang sisi datar maupun bangun datar sisi lengkung.
Adapun peta konsep kajian etnomatematika
Kraton Yogyakarta yaitu sebagai berikut:
B. BANGUN
DATAR
Dalam
Kurikulum 2013, materi bangun datar dipelajari pada mata pelajaran matematika
SD kelas VI. Berikut akan diuraikan mengenai macam-macam bangun datar (Deboys,
M. & Pitt, E., 1996: 65), sifat-sifat bangun datar (Deboys, M. & Pitt,
E., 1996: 156-157), serta Luas dan Keliling bangun datar (Deboys, M. &
Pitt, E., 1996: 168-171). Adapun macam-macam bangun datar yaitu:
1.
Persegi
panjang
Persegi panjang adalah
segiempat yang semua sudutnya siku-siku. Persegi panjang dapat dipandang
sebagai jajargenjang yang sudut-sudutnya siku-siku, dapat pula dipandang
sebagai trapesium siku-siku sama kaki.
Sisi KL = sisi MN → disebut panjang
Sisi KN = sisi LM → disebut lebar
Sudut K, L, M,
dan N adalah sudut siku – siku.
Sifat-sifat persegi panjang:
a.
Semua sudutnya siku-siku
b.
Sepasang-sepasang sisinya sejajar dan sama panjang
c.
Kedua diagonalnya sama panjang
d.
Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang
Persegi panjang yang panjang
dan lebarnya sama disebut juga persegi.
(Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 170)
2. Persegi
Persegi adalah bangun datar yang mempunyai empat buah
sisi yang sama panjang dan keempat sudutnya siku – siku.
Sisi PQ = QR = RS = SP (semua sisi sama panjang)
Sudut P, Q, R, dan S adalah sudut siku – siku.
Sifat-sifat persegi:
a.
Semua sudutnya siku-siku
b.
Semua sisinya sama panjang
c.
Sepasang-sepasang sisinya sejajar
d.
Kedua diagonalnya sama panjang
e.
Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang
f.
Kedua diagonalnya saling tegaklurus
g.
Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal
yang membagi sudut itu
3. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga buah sisi dan tiga buah sudut.
Sifat
– sifat segitiga :
a.
Banyak sisi
segitiga ABC ada 3 buah sisi yaitu AB, BC, dan CA.
b.
Banyak sudut
segitiga ABC ada 3 buah yaitu sudut a, sudut b, sudut c.
Klasifikasi
segitiga
a.
Segitiga sama
kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi yang sama panjang, AB = panjang
sisi AC.
b.
Segitiga sama
sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang, AB = BC = CA.
c.
Segitiga
sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang, PQ ≠ QR ≠ RP.
a.
Segitiga siku –
siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya besarnya sama dengan 90o.
b.
Segitiga lancip
adalah segitiga yang ketiga sudutnya besarnya < 90o
c.
Segitiga tumpul
adalah segitiga yang salah satu sudutnya besarnya > 90o .
(Deboys,
M. & Pitt, E., 1996: 171)
4.
Jajar Genjang
Jajar genjang adalah sebuah bangun datar yang mempunyai sepasang sisi yang
sejajar.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar jajaran genjang adalah sebagai
berikut:
a.
Sudut-sudut yang
saling berhadapan adalah sama besar.
b.
Sisi-sisi yang
saling berhadap-hadapan adalah sama panjang serta sejajar.
c.
Sudut-sudut yang
berdekatan bila ditotal berjumlah 180 derajat.
d.
Diagonal jajar
genjang saling membagi dua sama panjang.
Jajargenjang yang semua
sisinya sama panjang disebut juga belah ketupat.
Jajargenjang yang
sudut-sudutnya siku-siku disebut juga persegipanjang.
(Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 302)
5.
Trapesium
Sifat-sifat trapesium:
a.
Mempunyai tepat sepasang sisi yang sejajar, yaitu sisi
alas dan sisi atas.
b.
Jumlah sudut alas dan sudut atas yang sepihak adalah
180.
Trapesium yang mempunyai sudut
siku-siku disebut trapesium siku-siku.
Trapesium yang sisi-sisi
tegaknya sama panjang dan kedua sudut alasnya sama besar disebut trapesium
samakaki.
6.
Belah ketupat
Belah ketupat adalah segiempat
yang semua sisinya sama panjang. Belah ketupat merupakan layang-layang yang
bersifat khusus, maka semua sifat layang-layang juga berlaku pada belahketupat.
Belah ketupat merupakan jajargenjang, maka semua sifat jajargenjang juga
berlaku pada belahketupat. Belah ketupat merupakan trapesium yang bersifat
khusus, karena pada belah ketupat terdapat sepasang sisi yang sejajar meskipun
secara khusus sepasang sisi yang lain juga sejajar, dan semua sisi sama panjang.
Sifat-sifat belah ketupat:
a.
Semua sisinya sama panjang
b.
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
c.
Dua sudut yang tidak berhadapan jumlahnya 180.
d.
Sepasang-sepasang sisinya sejajar
e.
Diagonal-diagonalnya saling tegakurus
f.
Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang
g.
Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal
yang membagi sudut itu
7.
Layang-layang
Sifat layang-layang:
a.
Mempunyai sepasang-sepasang sisi yang berdampingan
sama panjang
b.
Paling sedikit ada dua sudut yang sama besar
c.
Diagonal-diagonalnya saling tegaklurus.
Layang-layang yang semua
sisinya samapanjang disebut belahketupat.
8.
|
Suatu segi-n dengan nilai n
besar tak hingga dapat dipandang sebagai suatu lingkaran.
Lingkaran dapat dipandang
sebagai kumpulan semua titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu.
Unsur-unsur pada lingkaran
antara lain:
- Jari-jari (radius)
- Garis tengah (diameter)
- Sudut pusat
- Sudut keliling
- Busur
|
-
Talibusur
- Apotema
- Juring
-
tembereng
|
a.
Jari-jari (radius
= r) adalah ruas garis yang menghubungkan suatu titik pada lingkaran dengan
titik pusat lingkaran itu.
b.
Garistengah (diameter = d) adalah ruasgaris yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran dan melalui titik pusat lingkaran itu.
c.
Ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran
disebut talibusur.
d.
Jadi diameter adalah talibusur yang melalui titik
pusat lingkaran.
e.
Apotema adalah ruasgaris yang menghubungkan titik
pusat lingkaran dengan titik tengah suatu talibusur pada lingkaran itu.
f.
Apotema dapat juga diartikan sebagai ruasgaris yang
menghubungkan titik pusat lingkaran dengan talibusur dan tegaklurus terhadap
talibusur itu.
g.
Juring lingkaran adalah bagian dari daerah lingkaran
itu yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur yang menghubungkan
salah satu ujung kedua jari-jari itu.
h.
Tembereng adalah bagian dari daerah lingkaran yang
dibatasi oleh suatu busur dan talibusurnya.
(Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 304)
C. BANGUN
RUANG
Bangun
ruang dibedakan menjadi bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung.
Bangun ruang sisi datar dipelajari pada pada jenjang SMP kelas VIII sedangkan
bangun ruang sisi lengkung dipelajari pada kelas IX. Berikut akan diuraikan
mengenai macam-macam bangun ruang (Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 64),
sifat-sifat bangun ruang (Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 151-153, 261), serta
volume dan luas permukaan bangun ruang.
1.
Bangun
Ruang Sisi Datar
a.
Kubus
Sifat-sifat
kubus:
1)
Memiliki 6 bidang sisi yang berbentuk persegi (ABCD,
ABFE, BCGF, DCGH, ADHE, EFGH)
2)
Memiliki 8 buah titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)
3)
Memiliki 12 rusuk yang sama panjang (AB, BC, DC, AD,
AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH)
4)
Memiliki 4 diagonal ruang (garis EC, HB, GA, FD)
5)
Memiliki 12 diagonal bidang sisi (garis AF, BE, AC,
BD, BG, CF, DG, CH, AH, DE)
6)
Memiliki 6 bidang diagonal (bidang ADGF, BCHE, EFCD,
HGBA, BDHF, ACGE)
b.
Balok
Sifat-sifat
balok:
1)
Balok diperoleh dari prisma tegak segiempat yang
alasnya berbentuk persegi panjang
2)
Mempunyai 12 rusuk
3)
Mempunyai 6 bidang sisi berbentuk persegi panjang
4)
Mempunyai 8 titik sudut
5)
Memiliki 4 diagonal ruang
6)
Memiliki 12 diagonal bidang sisi
7)
Memiliki 6 bidang diagonal
(Deboys, M. & Pitt, E., 1996: 294)
c.
Limas
Andaikan A adalah suatu bidang, R adalah suatu
daerah poligon yang terletak pada bidang A, dan P adalah suatu titik yang tidak
terletak pada bidang A. himpunan semua ruas garis yang menghubungkan P dengan
setiap titik pada keliling R membentuk bangun yang disebut limas.
Unsur- unsur limas :
1)
Titik sudut
2)
Rusuk
3)
Bidang sisi
Ciri-ciri umum limas :
1)
Bidang atas berupa 1 titik puncak
2)
Bidang bawah berupa bangun datar poligon
3)
Bidang sisi tegak berupa segitiga.
4)
Limas segi-n mempunyai
a)
Titik sudut = n+1
b)
Bidang sisi = n+1
c)
Rusuk = 2n
2.
Bangun
Ruang Sisi Lengkung
a. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang bagian atas dan bagian
bawahnya berbentuk lingkaran yang sama.
P = titik pusat lingkaran
r = radius atau jari-jari lingkaran
t = tinggi tabung
Sifat-sifat tabung:
1)
Mempunyai 3 sisi, yaitu sisi bawah, sisi atas dan
bidang yang melengkung (selimut)
2)
Mempunyai 2 rusuk, yaitu rusuk lengkung berupa
lingkaran pada bagian atas dan bawah.
3)
Tidak mempunyai titik sudut
b.
Kerucut
Sifat-sifat kerucut:
1) Memiliki 2 sisi (sisi alas yang berbentuk lingkaran dan sisi selimut yang bentuknya lengkung).
2) Memiliki 1 titik sudut (titik puncak atas)
3) Mempunyai 1 rusuk, yaitu rusuk
lengkung berupa lingkaran pada bagian bawah.
s = sisi miring
c.
Bola
Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
sebuah sisi lengkung/kulit bola. AB = garis
tengah bola, P = titik pusat bola.
Sifat-sifat bola:
1)
Mempunyai 1 sisi
yaitu kulit bola.
2)
Tidak mempunyai rusuk
3)
Tidak mempunyai
titik sudut
BAGAN BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG
NO
|
NAMA
|
CONTOH
BENDA
|
MODEL
BANGUN
|
SIFAT
|
LUAS, KELILING,
VOLUME
|
BANGUN
DATAR
|
|||||
1
|
Persegi Panjang
|
|
a.
Semua
sudutnya siku-siku
b.
Sepasang-sepasang
sisinya sejajar dan sama panjang
c.
Kedua
diagonalnya sama panjang
d.
Diagonal-diagonalnya
saling membagi dua sama panjang
|
|
|
2
|
Persegi
|
|
a.
Keempat
sudutnya siku-siku
b.
Keempat
sisinya sama panjang
c.
Sepasang-sepasang
sisinya sejajar
d.
Kedua
diagonalnya sama panjang
e.
Diagonal-diagonalnya
saling membagi dua sama panjang
f.
Kedua
diagonalnya saling tegak lurus
g.
Setiap
sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal yang membagi sudut itu
|
|
|
3
|
Segitiga
|
|
|
a. Banyak sisi segitiga ABC ada 3
buah sisi yaitu AB, BC, dan CA.
b. Banyak sudut segitiga ABC ada 3
buah yaitu sudut a, sudut b, sudut c.
|
|
4
|
Jajar Genjang
|
|
|
a. Sudut-sudut yang saling berhadapan
adalah sama besar.
b. Sisi-sisi yang saling
berhadap-hadapan adalah sama panjang serta sejajar.
c. Sudut-sudut yang berdekatan bila
ditotal berjumlah 180 derajat.
d. Diagonal jajar genjang saling
membagi dua sama panjang.
|
|
5
|
Trapesium
|
|
|
a.
Mempunyai tepat sepasang sisi yang
sejajar, yaitu sisi alas dan sisi atas.
b.
Jumlah sudut alas dan sudut atas
yang sepihak adalah 180.
|
|
6
|
Belah ketupat
|
|
|
a.
Semua sisinya sama panjang
b.
Sudut-sudut yang berhadapan sama
besar
c.
Dua sudut yang tidak berhadapan
jumlahnya 180.
d.
Sepasang-sepasang sisinya sejajar
e.
Diagonal-diagonalnya saling
tegakurus
f.
Diagonal-diagonalnya saling
membagi dua sama panjang
g.
Setiap sudutnya dibagi dua sama
besar oleh diagonal yang membagi sudut itu
|
|
7
|
Layang-layang
|
|
a.
Mempunyai sepasang-sepasang sisi
yang berdampingan sama panjang
b.
Paling sedikit ada dua sudut yang
sama besar
c.
Diagonal-diagonalnya saling
tegaklurus.
|
|
|
8
|
Lingkaran
|
|
|
a.
Suatu segi-n dengan nilai n besar
tak hingga dapat dipandang sebagai suatu lingkaran.
b.
Lingkaran dapat dipandang sebagai
kumpulan semua titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu.
|
|
BANGUN
RUANG
|
|||||
1
|
Kubus
|
|
|
a.
Memiliki 6 bidang sisi yang
berbentuk persegi (ABCD, ABFE, BCGF, DCGH, ADHE, EFGH)
b. Memiliki 8
buah titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)
c.
Memiliki 12 rusuk yang sama
panjang (AB, BC, DC, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH)
d. Memiliki 4
diagonal ruang (garis EC, HB, GA, FD)
e.
Memiliki 12 diagonal bidang sisi
(garis AF, BE, AC, BD, BG, CF, DG, CH, AH, DE)
f.
Memiliki 6 bidang diagonal (bidang
ADGF, BCHE, EFCD, HGBA, BDHF, ACGE)
|
|
2
|
Balok
|
|
|
a.
Balok diperoleh dari prisma tegak
segiempat yang alasnya berbentuk persegi panjang
b.
Mempunyai 12 rusuk
c.
Mempunyai 6 bidang sisi berbentuk
persegi panjang
d.
Mempunyai 8 titik sudut
e.
Memiliki 4 diagonal ruang
f.
Memiliki 12 diagonal bidang sisi
g.
Memiliki 6 bidang diagonal
|
|
3
|
Limas
|
|
|
a.
Bidang atas berupa 1 titik puncak
b.
Bidang bawah berupa bangun datar
poligon
c.
Bidang sisi tegak berupa segitiga.
d.
Limas segi-n mempunyai
1)
Titik sudut = n+1
2)
Bidang sisi = n+1
3)
Rusuk = 2n
|
|
4
|
Tabung
|
|
|
a.
Mempunyai 3 sisi, yaitu sisi
bawah, sisi atas dan bidang yang melengkung (selimut)
b.
Mempunyai 2 rusuk, yaitu rusuk
lengkung berupa lingkaran pada bagian atas dan bawah.
c.
Tidak mempunyai titik sudut
|
|
5
|
Kerucut
|
|
|
a.
Memiliki 2 sisi (sisi alas yang berbentuk
lingkaran dan sisi
selimut yang bentuknya lengkung).
b.
Memiliki 1 titik sudut (titik puncak atas)
c.
Mempunyai 1 rusuk, yaitu rusuk
lengkung berupa lingkaran pada bagian bawah.
|
s = sisi miring
|
6
|
Bola
|
|
|
a. Mempunyai 1 sisi yaitu kulit bola.
b. Tidak mempunyai rusuk
c. Tidak mempunyai titik sudut
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, dkk. (2004).
Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Deboys, M. & Pitt, E. (1996). Lines of Development in Primary Mathematics. Northern Ireland: The
Blackstaff Press.
Hadiatmadja, R. M.
(no year). Keterangan-keterangan tentang Karaton Yogyakarta. Yogyakarta:
Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta
Khafid, M., Suyati. (2008). Pelajaran
Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas VI Jilid 6B. Jakarta: Erlangga.
Soeratno, C., et. al.
(2004). Kraton Yogyakarta:the history and cultural heritage (2nd print).
Yogyakarta and Jakarta: Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat and Indonesia
Marketing Associations.
Sujatmiko, Ponco. (2005). Matematika Kelas IX
SMP & MTs. Jakarta: Erlangga.
Witton,
P., Elliott, M. (2003). Indonesia (7th ed.).
Footscray: Lonely Planet Publications.
Komentar
Posting Komentar